Friday, July 8, 2016

Bali Tolak Reklamasi

Penolakan terhadap Perpres No.51 tahun 2014 tentang Reklamasi teluk Benua terus berlanjut dan merambat ke pelosok pedesaan di Bali. Awalnya hanya dilakukan oleh beberapa orang dari Walhi Bali yang dipimpin oleh Wayan Gendo. Dalam perjalan waktu semakin banyak elemen masyarakat tersadar akan dampak negatif dari mega proyek ini. Sehingga
Desa adat yang terbiasa tidur nyenyak kini mulai bangkit dan melakukan perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak bijak.

Beberapa alasan mengapa reklamasi teluk Benua mendapat perlawanan dari rakyat awam yang tidak tahu politik:

  • Secara demografi teluk Benua adalah daerah rawa, yang mestinya dikembalikan seperti fungsi awalnya, yaitu kawasan hijau dan daerah resapan air. Atau sebagai muara air untuk sungai saat terjadi kelimpahan air dimusim hujan sehingga tidak terjadi banjir di daerah denpasar dan Badung.
  • Secara filosopi, kawasan teluk Benua adalah kawasan yang disucikan karena terdapat beberapa pura dan laut adalah tempat yang dianggap sakral.
  • Kajian sosial pun tidak mendukung reklamasi itu sebagai revitalisasi. Rencana pembangun resort dan fasilitas mewah didaerah itu hanya akan menjadikan teluk Benua sebagai tempat ekslusive yang sulit dijangkau oleh masyarakat sekitarnya. Tempat ini hanya akan menjadi tempat bagi kaum borjuis. Daerah ini akan menjadi steril bagi rakyat yang tidak punya kepentingan khusus. Masalah penyerapan tenaga kerja lokal pun tidak akan maksimal, karena dilihat dari sumber daya manusia, manusia Bali pasti kalah jauh dari segala sudut pandang. Hal ini akan menjadi kesenjangan sosial bagi seluruh manusia lokalnya. Pembangunan resort seperti yang ditawarkan PT.WBI sangat tidak sesuai  dengan corak wisata tradisi.
  • Kajian keamanan? Masyarakat sudah sangat trauma dengan bom Bali I dan bom Bali II.
Jika ada sekelompok masyarakat yang mengaku setuju, tentunya hanya segelitir saja yang telah kecipratan manisnya menjadi makelar/kacung investor. Mungkin itu sangat wajar.

0 comments:

Post a Comment